Selamat Datang di Blog Pribadi JUNIANSYAH - Memberikan Informasi Umum Aktual Tajam dan Terpercaya'

Wednesday, 10 June 2015

Memilih Obat Penurun Panas Anak Yang Tepat

Tags

Panas pada anak adalah keluhan paling umum yang kerap kali terjadi dan tak jarang bikin khawatir para Ibu. Namun tidak semua kasus panas memerlukan penanganan dokter segera. Banyak terapi non farmakologis yang bisa Ibu lakukan di rumah untuk membantu menurunkan panas anak,seperti:mengompres,memberi minum air yang banyak,dll Langkah terakhir yang dapat Ibu lakukan di rumah jika suhu panas anak di atas 39° Celcius serta terapi non obat tidak membuahkan hasil berupa penurunan suhu tubuh anak yang signifikan dan kembali ke suhu tubuh normal, adalah dengan memberikan obat penurun panas ( antipiretik ).

Obat juga diperlukan jika karena panas, anak menjadi sangat rewel. Sebelum membahas lebih jauh obat-obat yang dapat dipakai untuk menurunkan panas anak,sebaiknya Ibu pahami dulu bagaimana panas pada anak itu dapat terjadi. Mekanisme Terjadinya Panas Pada Anak Pusat pengaturan suhu tubuh diperankan oleh Hipotalamus, bagian dari otak depan dimana terdapat reseptor suhu yang disebut termoreseptor.

Termoreseptor inilah yang menjaga tubuh tetap pada suhu normalnya yaitu 36,5 – 37,5 Celcius. Bila suhu di luar tubuh dingin, hipotalamus akan menaikkan suhu tubuh dengan menggigil dan menyempitkan pembuluh darah. Bila suhu di luar tubuh panas, hipotalamus akan menurunkan suhu tubuh dengan mengeluarkan panas tubuh melalui upaya penguapan seperti berkeringat, pernafasan cepat dan pelebaran pembuluh darah. Pada keadaan tubuh anak yang sedang sakit karena infeksi dan peradangan, tubuh akan melepaskan prostaglandin, suatu senyawa yang merupakan mediator nyeri dan radang.

Pembentukannya dipengaruhi oleh enzim Cyclooxigenase (COX). Prostaglandin akan mempengaruhi kerja dari termostat hipotalamus yang akan meningkatkan titik patokan suhu tubuh di atas suhu normal, sehingga tubuh menggigil yang tujuannya untuk menghasilkan panas tubuh yang lebih banyak. Perubahan suhu tubuh di atas suhu normal inilah yang disebut demam. Karenanya, untuk mengembalikan setting termostat menuju normal lagi, keberadaan Prostaglandin harus dihilangkan.

Penghambatan pembentukan Prostaglandin itulah yang menjadi dasar cara kerja obat-obat penurun panas. Ada beberapa jenis obat penurun panas yang dapat ditemukan di pasaran, yaitu :

1.Parasetamol Parasetamol / Asetaminofen merupakan obat penurun panas yang paling umum digunakan karena paling aman dibandingkan golongan lain berkaitan dengan efek sampingnya. Parasetamol banyak dijual bebas sebagai obat OTC (Over The Counter, tidak perlu resep dokter), meskipun banyak juga merek obat berisi parasetamol yang diperoleh melalui resep Dokter. Beberapa merek obat Parasetamol mudah didapatkan di apotek, toko obat, supermarket bahkan mini market dekat rumah. Parasetamol memiliki efek terapi sebagai antipiretik maupun analgesik, tetapi tidak memiliki efek antiinflamasi (antiradang), sehingga tidak berguna untuk mengurangi peradangan atau pembengkakan pada kulit atau sendi.

Parasetamol bekerja menghambat produksi prostaglandin dengan cara menghambat enzim Cyclooksigenase (COX). Di dalam tubuh, terdapat 3 macam enzim COX, yaitu COX1, COX2 dan COX3. Parasetamol menghambat prostaglandin yang lebih banyak berada di otak dan system saraf pusat, yaitu COX 3. Dengan dihambatnya produksi Prostaglandin, thermostat hipotalamus dapat kembali bekerja normal yang menghasilkan efek penurunan panas ke suhu tubuh normal (efek antipiretik).

Selain itu, karena Prostaglandin merupakan zat yang menyebabkan rasa nyeri, dengan dihambatnya produksi Prostaglandin, maka rasa nyeri pun akan berkurang (efek analgesik). Karena spesifik menghambat enzim COX3, parasetamol memiliki efek samping yang paling ringan dibanding golongan lainnya yang bekerja menghambat COX1 dan COX2, sehingga Paracetamol tidak menyebabkan gangguan di saluran cerna, efek pengenceran darah, Sindrom Raye maupun memicu kekambuhan asma. Karena bekerja sebagai antipiretik maupun analgesik, parasetamol banyak digunakan untuk menurunkan deman, meringankan nyeri ringan sampai sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot dan nyeri punggung. Pemberian parasetamol dapat secara oral (lewat mulut) ataupun rektal (dimasukkan lewat anus). Untuk anak-anak, parasetamol tersedia dalam bentuk sediaan padat berupa tablet kunyah dan sediaan cair berupa tetes (drops) maupun sirup.

Tubuh dapat menyerap parasetamol dengan cepat, terutama dalam bentuk cairan. Efek parasetamol yang paling tinggi dirasakan antara setengah jam hingga dua jam setelah dikonsumsi. Efek analgesik antipiretiknya berlangsung sekitar 4 jam. Dosis lazim Paracetamol untuk anak adalah 15 mg per kg Berat Badan per kali pemberian, dapat diberikan maksimal 4 kali sehari. Untuk memudahkan Moms memberikan dosis yang tepat, Moms dapat membaca brosur yang terdapat dalam kemasan, sesuaikan dosis dengan usia anak. Atau jika mendapatkannya dari resep Dokter, Moms dapat gunakan dosis sesuai petunjuk dokter. Efek samping Parasetamol adalah hepatotoksik atau kerusakan hati, dapat terjadi pada pemakaian > 14 hari, dosis besar hingga 4 gram / hari dan tergantung fungsi hati anak. Contoh produk obat yang mengandung Parasetamol adalah : Panadol (Sterling), Tempra ( Taisho), Sanmol (Sanbe), Dumin (Actavis), dll

2.Ibuprofen Ibuprofen termasuk dalam obat golongan anti-inflamasi non steroid. Bekerja sebagai analgesik (pereda nyeri) dan antiinflamasi (anti radang) yang juga punya efek antipiretik. Bekerja menghambat produksi prostaglandin dengan menghambat enzim Cyclooksigenasi 1 (COX-1) dan COX-2, sehingga menimbulkan efek samping yang lebih banyak dibandingkan Parasetamol.

Ibuprofen adalah obat pilihan kedua untuk mengatasi demam dan nyeri pada anak setelah Parasetamol. Ibuprofen dapat diberikan pada kondisi demam yang tinggi (>40 C), demam membandel yang tidak responsif terhadap pemberian Parasetamol, atau demam yang disertai dengan peradangan. Dosis lazimnya adalah 10 mg/kgBB/pakai, dapat diberikan hingga 4 kali sehari. Efek samping yang ditimbulkan dari penggunaan Ibuprofen adalah gangguan saluran cerna hingga pendarahan lambung, dapat memicu kekambuhan asma dan dapat mengganggu proses pembekuan darah. Karenanya, Ibuprofen sebaiknya tidak diberikan pada penderita asma, demam karena DHF (Dengue Hemorage Fever) atau Demam Berdarah, juga pada bayi di bawah 6 bulan.

Ibuprofen tidak memiliki efek samping Sindrom Raye seperti Asetosal. Ibuprofen tersedia dalam bentuk tetes dan sirup, dapat dibeli bebas di apotek maupun didapatkan melalui Resep Dokter. Contoh : Proris (produsen Pharos),Bufect ( Sanbe )

3. Hati - Hati Dengan Aspirin !! Masih ingat produk obat penurun panas merek INZANA, BRODEXIN atau CONTREXYN ? Ya, beberapa tahun yang lalu, obat-obat ini sempat menjadi sahabat para Ibu dalam membantu menurunkan panas anak.

Namun belakangan penggunaannya semakin jarang seiring dengan bahaya efek samping yang ditimbulkannya. Produk-produk tersebut mengandung bahan aktif Asetosal. Nama lain Asetosal adalah Aspirin atau Asam Asetilsalisilat. Asetosal bekerja dengan menghambat pembentukan Prostaglandin melalui penghambatan enzim COX 1 dan COX 2, sehingga memiliki sejumlah efek samping yang cukup berbahaya untuk anak-anak, yaitu gangguan saluran cerna (mual hingga perdarahan lambung), dapat memicu kekambuhan asma, memiliki efek mengencerkan darah sehingga berbahaya jika diberikan pada anak yang menderita demam berdarah karena dapat meningkatkan resiko pendarahan.

Yang terbaru, Asetosal dapat menimbulkan Sindrom Reye, yaitu penyakit mematikan yang mengganggu fungsi otak dan hati denggan gejala muntah tak terkendali, demam, mengigau dan tak sadarkan diri. Karenanya saat ini asetosal / aspirin sudah TIDAK DIREKOMENDASIKAN lagi sebagai obat penurun panas untuk anak-anak < 16 tahun. 4.Anti Kejang Sebagai tambahan jika anak ibu mempeunyai riwayat kejang,maka sebaiknya diberi obat tambahan yang berupa antikejang.Obat antikejang,seperti:Stesolid dan Luminal.Selalu siapkan obat - obatan ini dan sebaiknya jika anak ibu panas diberikan terlebih dahulu obat antikejang ini sebelum anti panas atau antipiretiknya.

Tuesday, 9 June 2015

Atasi Bootloop Asus ZenFone Dengan Flash ZenFone Dengan ADB Sideload

Tags
Seperti umumnya ponsel Android, Asus Zenfone 4, 5, dan 6 bisa juga mengalami bootloop. Bootloop adalah situasi dimana Zenfone kita tidak bisa boot secara normal seperti biasanya. Ada masalah didalam sistem, yang menghalanginya untuk menyelesaikan proses boot alhasil terjebak pada animasi boot dan unlock screen. Penyebabnya tentu karena aplikasi bermasalah, custom ROM yang filenya rusak, dan lain sebagainya. Bisa juga karena percobaan root yang gagal, oleh karenanya ikuti tutorial yang benar. Cara root Asus Zenfone 4. Cara root Asus Zenfone 5 dan Zenfone 6. Jika Asus ZenFone anda bootloop karena melakukan edit pada file build.prop pada sistem dan alasan lainnya yang menyebabkan ponsel anda hanya menampilkan logo Asus dilayar. Maka anda bisa ikuti tutorial singkat berikut ini untuk flash Asus ZenFone melalui adb sideload di artikel ini. Cara atasi bootloop di Asus Zenfone (komplit) Cara pertama atasi bootloop di Asus Zenfone. Cara pertama ini bisa anda tempuh jika anda tahu aplikasi yang bermasalah sehingga menyebabkan bootloop pada Asus Zenfone anda. Dengan begitu bisa langsung di delete aplikasi yang bermasalah itu langsung dari safe mode. Masuk ke Safe Mode, dengan cara matikan ponsel Asus anda, kemudian nyalakan kembali, ketika muncul logo Asus maka tekan dan tahan tombol Volume Down hingga masuk ke safe mode. Ketika berada dalam safe mode, anda bisa delete dan uninstall aplikasi atau file yang anda curigai menyebabkan bootloop pada Asus Zenfone anda. Setelah itu restart Asus Zenfone anda. Cara kedua benahi bootloop di Asus Zenfone Caranya amatlah mudah, dibutuhkan firmware Asus Zenfone dan ADB fasboot tool, dan USB driver. Semua file itu akan disediakan di posting ini khusus untuk anda pembaca dan pengunjung Arena Tips Android. Ingat! Untuk lakukan backup terlebih dulu sebelum menerapkan langkah-langkah dibawah ini. Jangan lupa backup! File yang anda butuhkan Download USB driver Intel untuk Android. Download juga ADB Fastboot Tool. Download firmware untuk Asus Zenfone 4, Zenfone 5, Zenfone 6 (Anda langsung download dari situs resmi Asus, dan setelah itu letakan filenya di folder adb fastboot tools). Flash Asus ZenFone via ADB sideload. Matikan Zenfone anda. Lalu menuju Droidboot / Fastboot Mode (dengan menekan dan tahan tombol; power + volume up). Kini hubungkan Zenfone anda ke komputer menggunakan kabel USB. Dan buka command prompt diWindows (di folder sama dimana tersimpan ADB). Lakukan pengecekan pada koneksi dengan mengetik adb devices jika koneksi sukses maka ada daftar Zenfone. Kini masuk ke menu recovery dan gunakan Volume UP dan Down didalam recovery, untuk memilih menu / opsi gunakan Power. Asus Zenfone akan rebbot dan masuk ke recovery dan di dalamnya pilih update from adb. Ketik adb sideload file.zip (file.zip; firmware Zenfone yang sebelumnya anda download, hanya sebagai contoh filenya biasanya seperti ini; adb sideload UL-ASUS_T00F-WW-2.20.40.13-user.zip). Tunggu hingga proses selesai. Zenfone akan di flash!ompletely ) Metode diatas juga bisa di gunakan untuk downgrade, atau hilangkan error saat melakukan root (ingat! Cara ini akan menghilangkan akses root anda). Itulah cara jitu perbaiki dan atasi bootloop di Asus Zenfone yang bisa anda terapkan jika alami hal sama.

Friday, 5 June 2015

TIPS CARA MENGATASI KEJANG-KEJANG PADA ANAK

Tags

Biasanya kejang atau step terjadi pada anak yang daya tahan tubuhnya menurun. Ketika daya tahan tubuh si anak menurun maka akan rentan terserang penyakit. Ketika terserang penyakit maka sistem imun pada tubuh anak akan melakukan perlawanan dan mengakibatkan suhu tubuh menjadi meningkat.

Toleransi tiap anak pada meningkatnya suhu tubuh berbeda-beda, tapi kebanyakan pada range 38-40 derajat Celcius. Bila melewati batas toleransinya maka anak akan mengalami kejang. Saat suhu tubuh meningkat maka oksigen akan mudah menguap. Hal ini akan membuat anak mengalami kesulitan dalam bernafas sehingga asupan oksigen ke otak terhambat.

Dengan minimnya oksigen ke otak inilah yang membuat otak bekerja tidak sempurna sehingga mengalami konslet atau kejang. Berikut ini beberapa penyakit yang dapat menyebabkan kejang-kejang pada anak.
1. Pilek
2. Radang Tenggorokan
3. Diare
4. Muntaber
5. Keturunan

Ciri-ciri Kejang Pada Anak
1. Bola mata melihat ke atas kening.
2. Kedua tangan dan kaki menjadi kaku dan disertai gerakan kejut.
3. Gigi antara rahang bawah dan atas terkatup.
4. Kadang-kadang disertai dengan muntah dan nafas terhenti sejenak.
5. Apabila sudah parah biasanya disertai dengan tidak sadarkan diri.
6. Kejang yang terjadi biasanya hanya selama 5 menit, namun jika terjadi lebih lama dari 15 menit maka sudah termasuk membahayakan sebab dapat menyebabkan kerusakan pada otak.

Cara Mengatasi Kejang-kejang Pada Anak
1. Jangan Panik, pindahkan anak ke tempat yang aman seperti kasur dan lantai dan jauh dari benda-benda yang berbahaya.
2. Segera longgarkan pakaiannya dan lepas semua yang menghambat saluran pernafasan sang anak.
3. Miringkan tubuhnya karena umumnya akan mengeluarkan air liur dari mulut yang diakibatkan produksi air liur berlebih sebab syaraf yang mengatur kelenjar air liur tidak terkontrol lagi. Hal ini bertujuan agar cairan langsung keluar sehingga tidak menggenang di mulut dan menghambat saluran pernafasan.
4. Kompres dengan kain yang telah direndam dengan air hangat dan hindari menggunakan air dingin apalagi air es sebab dapat menyebabkan benturan karena perbedaan suhu yang signifikan dan tentunya ini tidak baik.
5. Jangan memasukkan apapun ke dalam mulut sang anak selama kejang berlangsung termasuk memberinya obat-obatan.
6. Gunakan obat penghilang kejang yang disarankan oleh dokter. Obat ini diberikan kepada anak melalui anus. Obat penghilang kejang yang beredar di pasaran adalah Stesolid.
7. Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat. Hal ini bertujuan agar otak tidak terlalu lama tidak mendapat oksigen karena dapat mengganggu otak sang anak. Pencegahan Kejang-kejang Pada Anak Kejang-kejang pada anak merupakan hal yang tidak baik sebab dapat merusak sel otak pada anak. Oleh karena itu kita harus melakukan pencegahan sebab jika anak sekali mengalami kejang maka ada kemungkinan akan terulang kembali.

1. Segera beri obat penurun panas jika anak terasa mulai mengalami demam. Perbandingan obat yang bisa anda berikan adalah 10 miligram per 1 kg berat anak. Sebagai acuan, satu sendok takar sirup adalah 100 miligram.

2. Segera kompres menggunakan air hangat, jangan air dingin. Insya Allah panas anak akan menurun.

3. Hal yang paling penting adalah menjaga agar suhu badan anak tidak melebihi 37.5 derajat Celcius, sebab jika telah mencapai 38 derajat atau lebih maka kemungkinan besar bisa terjadi kejang. Jadi harus sang anak harus selalu dalam pengawasan anda.

4. Agar penanganannya lebih profesional sebaiknya periksakan anak anda ke dokter.

Mengatasi Step / Stuip / Kejang Demam Pada Bayi Dan Balita

Tags

Kejang, baik yang disertai demam atau tidak, bisa berdampak fatal. Itulah sebabnya, setelah memberi pertolongan pertama, bawa segera si kecil ke rumah sakit. Kejang sendiri terjadi akibat adanya kontraksi otot yang berlebihan dalam waktu tertentu tanpa bisa dikendalikan. Salah satu penyebab terjadinya kejang demam yaitu tingginya suhu badan anak. Timbulnya kejang yang disertai demam ini diistilahkan sebagai kejang demam (convalsio febrillis) atau stuip/step. Masalahnya, toleransi masing-masing anak terhadap demam sangatlah bervariasi.

Pada anak yang toleransinya rendah, maka demam pada suhu tubuh 38 C pun sudah bisa membuatnya kejang. Sementara pada anak-anak yang toleransinya normal, kejang baru dialami jika suhu badan sudah mencapai 39 C atau lebih. SEGERA BAWA KE DOKTER Untuk mencegah hal-hal yang tidak diinginkan, disarankan agar orang tua sesegera mungkin memberi pertolongan pertama begitu tahu si kecil mengalami kejang demam. Setelah itu,jangan tunggu waktu lagi bawa segera si kecil ke dokter atau klinik terdekat. Jangan terpaku hanya pada lamanya kejang, entah cuma beberapa detik atau sekian menit. Dengan begitu, si kecil akan mendapat penanganan lebih lanjut yang tepat dari para ahli. Biasanya dokter juga akan memberikan obat penurun panas, sekaligus membekali obat untuk mengatasi kejang dan antikejang. “Sebagai pertolongan pertama, tak usah membawanya langsung ke rumah sakit lengkap yang letaknya relatif lebih jauh karena bisa-bisa si kecil mendapat risiko yang lebih berbahaya akibat lambat mendapat pertolongan pertama.” Selain itu, jika kejang demam tidak segera mendapat penanganan semestinya, si kecil pun terancam bakal terkena retardasi mental.

Pasalnya, kejang demam bisa menyebabkan rusaknya sel-sel otak anak. Jadi, kalau kejang itu berlangsung dalam jangka waktu yang lama, maka kemungkinan sel-sel yang rusak pun akan semakin banyak. Bukan tidak mungkin tingkat kecerdasan anak akan menurun drastis dan tidak bisa lagi berkembang secara optimal. Bahkan beberapa kasus kejang demam bisa menyebabkan epilepsi pada anak. Yang tak kalah penting, begitu anaknya terkena kejang demam, orang tua pun mesti ekstra hati-hati. Soalnya, dalam setahun pertama setelah kejadian, kejang serupa atau malah yang lebih hebat berpeluang terulang kembali.

Untuk mengantisipasinya, sediakanlah obat penurun panas dan obat antikejang yang telah diresep-kan dokter anak. Meski begitu, orang tua jangan kelewat khawatir. Karena dengan penanganan yang tepat dan segera, kejang demam yang berlangsung beberapa saat umumnya tak menimbulkan gangguan fungsi otak. CIRI-CIRI KEJANG Tentu saja dalam hal ini orang tua harus bisa membaca ciri-ciri seorang anak yang terkena kejang demam.

Di antaranya: kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan kejang-kejang selama 5 menit . bola mata berbalik ke atas gigi terkatup muntah tak jarang si anak berhenti napas sejenak. pada beberapa kasus tidak bisa mengontrol pengeluaran buang air besar/kecil pada kasus berat, si kecil kerap tak sadarkan diri. Adapun intensitas waktu kejang juga sangat bervariasi, dari beberapa detik sampai puluhan menit.

TIPS ATASI KEJANG DEMAM Berikut beberapa penjelasan tentang kejang dan demam pada anak: . Suhu tubuh normal anak berkisar antara 36-37 C. Si kecil dinyatakan demam bila temperatur tubuhnya yang diukur melalui mulut/telinga menunjukkan angka 37,8 C; melalui rektum 38 C, dan 37,2 C melalui ketiak.Sebelum semakin tinggi, segera beri obat penurun panas. . Orang tua jangan begitu gampang mengatakan seorang anak demam atau tidak hanya dengan menempelkan punggung tangannya di dahi anak. Cara ini jelas tidak akurat karena amat dipengaruhi oleh kepekaan dan suhu badan orang tua sendiri.

Termometer air raksa diyakini merupakan cara yang paling tepat untuk mengukur suhu tubuh. Pengukuran suhu tubuh akan lebih akurat bila termometer tersebut ditempatkan di rongga mulut atau rektum/anus dibanding ketiak. Saat menghadapi si kecil yang sedang kejang demam, sedapat mungkin cobalah bersikap tenang. Sikap panik hanya akan membuat kita tak tahu harus berbuat apa yang mungkin saja akan membuat penderitaan anak tambah parah. Jangan gunakan alkohol atau air dingin untuk menurunkan suhu tubuh anak yang sedang demam. Penggunaan alkohol amat berpeluang menyebabkan iritasi pada mata dan intoksikasi/keracunan. Lebih aman gunakan kompres air biasa yang diletakkan di dahi, ketiak, dan lipatan paha. Kompres ini bertujuan menurunkan suhu di permukaan tubuh.

Turunnya suhu ini diharapkan terjadi karena panas tubuh digunakan untuk menguapkan air pada kain kompres. Penurunan suhu yang drastis justru tidak disarankan. Jangan coba-coba memberikan aspirin atau jenis obat lainnya yang mengandung salisilat karena diduga dapat memicu sindroma Reye, sejenis penyakit yang tergolong langka dan mempengaruhi kerja lever, darah, dan otak. Setelah anak benar-benar sadar, bujuklah ia untuk banyak minum dan makan makanan berkuah atau buah-buahan yang banyak mengandung air. Bisa berupa jus, susu, teh, dan minuman lainnya.

Dengan demikian, cairan tubuh yang menguap akibat suhu tinggi bisa cepat tergantikan. Jangan selimuti si kecil dengan selimut tebal. Selimut dan pakaian tebal dan tertutup justru akan meningkatkan suhu tubuh dan menghalangi penguapan. Pakaian ketat atau yang mengikat terlalu kencang sebaiknya ditanggalkan saja. YANG BISA DILAKUKAN ORANG TUA Segera beri obat penurun panas begitu suhu tubuh anak melewati angka 37,5 C. Kompres dengan lap hangat (yang suhunya kurang lebih sama dengan suhu badan si kecil). Jangan kompres dengan air dingin, karena dapat menyebabkan “korsleting”/benturan kuat di otak antara suhu panas tubuh si kecil dengan kompres dingin tadi. Agar si kecil tidak cedera, pindahkan benda-benda keras atau tajam yang berada dekat anak.

Tak perlu menahan mulut si kecil agar tetap terbuka dengan mengganjal/menggigitkan sesuatu di antara giginya. . Miringkan posisi tubuh si kecil agar penderita tidak menelan cairan muntahnya sendiri yang bisa mengganggu pernapasannya. Jangan memberi minuman/makanan segera setelah berhenti kejang karena hanya akan berpeluang membuat anak tersedak. KEJANG TANPA DEMAM Penyebabnya bermacam-macam. Yang penting, jangan sampai berulang dan berlangsung lama karena dapat merusak sel-sel otak. Menurut dr. Merry C. Siboro, Sp.A, dari RS Metro Medical Centre, Jakarta, kejang adalah kontraksi otot yang berlebihan di luar kehendak. “Kejang-kejang kemungkinan bisa terjadi bila suhu badan bayi atau anak terlalu tinggi atau bisa juga tanpa disertai demam.”

Kejang yang disertai demam disebut kejang demam (convalsio febrilis). Biasanya disebabkan adanya suatu penyakit dalam tubuh si kecil. Misal, demam tinggi akibat infeksi saluran pernapasan, radang telinga, infeksi saluran cerna, dan infeksi saluran kemih. Sedangkan kejang tanpa demam adalah kejang yang tak disertai demam. Juga banyak terjadi pada anak-anak. BISA DIALAMI SEMUA ANAK Kondisi kejang umum tampak dari badan yang menjadi kaku dan bola mata berbalik ke atas. Kondisi ini biasa disebut step atau kejang toniklonik (kejet-kejet).

Kejang tanpa demam bisa dialami semua anak balita. Bahkan juga bayi baru lahir. Umumnya karena ada kelainan bawaan yang mengganggu fungsi otak sehingga dapat menyebabkan timbulnya bangkitan kejang. Bisa juga akibat trauma lahir, adanya infeksi-infeksi pada saat-saat terakhir lahir, proses kelahiran yang susah sehingga sebagian oksigen tak masuk ke otak, atau menderita kepala besar atau kecil. Bayi yang lahir dengan berat di atas 4.000 gram bisa juga berisiko mengalami kejang tanpa demam pada saat melalui masa neonatusnya (28 hari sesudah dilahirkan). “Ini biasanya disebabkan adanya riwayat ibu menderita diabetes, sehingga anaknya mengalami hipoglemi (ganggguan gula dalam darah). Dengan demikian, enggak demam pun, dia bisa kejang.”

Selanjutnya, si bayi dengan gangguan hipoglemik akibat kencing manis ini akan rentan terhadap kejang. “Contohnya, telat diberi minum saja, dia langsung kejang.” Uniknya, bayi prematur justru jarang sekali menderita kejang. “Penderitanya lebih banyak bayi yang cukup bulan. Diduga karena sistem sarafnya sudah sempurna sehingga lebih rentan dibandingkan bayi prematur yang memang belum sempurna.” JANGAN SAMPAI TERULANG Penting diperhatikan, bila anak pernah kejang, ada kemungkinan dia bisa kejang lagi. Padahal, kejang tak boleh dibiarkan berulang selain juga tak boleh berlangsung lama atau lebih dari 5 menit. Bila terjadi dapat membahayakan anak. Masalahnya, setiap kali kejang anak mengalami asfiksi atau kekurangan oksigen dalam darah.

Setiap menit, kejang bisa mengakibatkan kerusakan sel-sel pada otak, karena terhambatnya aliran oksigen ke otak. Bayangkan apa yang terjadi bila anak bolak-balik kejang, berapa ribu sel yang bakal rusak? Tak adanya aliran oksigen ke otak ini bisa menyebakan sebagian sel-sel otak mengalami kerusakan. ”Kerusakan di otak ini dapat menyebabkan epilepsi, kelumpuhan, bahkan retardasi mental. Oleh karenanya, pada anak yang pernah kejang atau berbakat kejang, hendaknya orang tua terus memantau agar jangan terjadi kejang berulang. DIMONITOR TIGA TAHUN Risiko berulangnya kejang pada anak-anak, umumnya tergantung pada jenis kejang serta ada atau tidaknya kelainan neurologis berdasarkan hasil EEG (elektroensefalografi).

Di antara bayi yang mengalami kejang neonatal (tanpa demam), akan terjadi bangkitan tanpa demam dalam 7 tahun pertama pada 25% kasus. Tujuh puluh lima persen di antara bayi yang mengalami bangkitan kejang tersebut akan menjadi epilepsi. Harus diusahakan, dalam tiga tahun sesudah kejang pertama, jangan ada kejang berikut. Dokter akan mengawasi selama tiga tahun sesudahnya, setelah kejang pertama datang. Bila dalam tiga tahun itu tak ada kejang lagi, meski cuma dalam beberapa detik, maka untuk selanjutnya anak tersebut mempunyai prognosis baik.Artinya, tak terjadi kelainan neurologis dan mental. Tapi, bagaimana jika setelah diobati, ternyata di tahun kedua terjadi kejang lagi? “Hitungannya harus dimulai lagi dari tahun pertama.”Pokoknya, jangka waktu yang dianggap aman untuk monitoring adalah selama tiga tahun setelah kejang. Jadi, selama tiga tahun setelah kejang pertama itu, si anak harus bebas kejang.

Anak-anak yang bebas kejang selama tiga tahun itu dan sesudahnya, umumnya akan baik dan sembuh. Kecuali pada anak-anak yang memang sejak lahir sudah memiliki kelainan bawaan, semisal kepala kecil (mikrosefali) atau kepala besar (makrosefali), serta jika ada tumor di otak. RAGAM PENYEBAB “Kejang tanpa demam bisa berasal dari kelainan di otak, bukan berasal dari otak, atau faktor keturunan,” penjabarannya satu per satu di bawah ini. * Kelainan neurologis Setiap penyakit atau kelainan yang mengganggu fungsi otak bisa menimbulkan bangkitan kejang.

Contoh, akibat trauma lahir, trauma kepala, tumor otak, radang otak, perdarahan di otak, atau kekurangan oksigen dalam jaringan otak (hipoksia). * Bukan neurologis Bisa disebabkan gangguan elektrolit darah akibat muntah dan diare, gula darah rendah akibat sakit yang lama, kurang asupan makanan, kejang lama yang disebabkan epilepsi, gangguan metabolisme, gangguan peredaran darah, keracunan obat/zat kimia, alergi dan cacat bawaan. * Faktor keturunan Kejang akibat penyakit lain seperti epilepsi biasanya berasal dari keluarga yang memiliki riwayat kejang demam sama. Orang tua yang pernah mengalami kejang sewaktu kecil sebaiknya waspada karena anaknya berisiko tinggi mengalami kejang yang sama. WASPADAI DI BAWAH 6 BULAN Orang tua harus waspada bila anak sering kejang tanpa demam, terutama di bawah usia 6 bulan, Karena kemungkinannya untuk menderita epilepsi besar.

Masalahnya, kejang pada anak di bawah 6 bulan, terutama pada masa neonatal itu bersifat khas. “Bukan hanya seperti toniklonik yang selama ini kita kenal, tapi juga dalam bentuk gerakan-gerakan lain. Misal, matanya juling ke atas lalu bergerak-gerak, bibirnya kedutan atau tangannya seperti tremor. Dokter biasanya waspada, tapi kalau kejangnya terjadi di rumah, biasanya jarang ibu yang ngeh.” Itulah sebabnya, orang tua harus memperhatikan betul kondisi bayinya. MENOLONG ANAK KEJANG Jangan panik, segera longgarkan pakaiannya dan lepas atau buang semua yang menghambat saluran pernapasannya. Jadi kalau sedang makan tiba-tiba anak kejang, atau ada sesuatu di mulutnya saat kejang, segera keluarkan. Miringkan tubuh anak karena umumnya anak yang sedang kejang mengeluarkan cairan-cairan dari mulutnya. “Ini sebetulnya air liur yang banyak jumlahnya karena saraf yang mengatur kelenjar air liur tak terkontrol lagi.

Kalau sedang kejang, kan, saraf pusatnya terganggu. Bukan cuma air liur, air mata pun bisa keluar.” Guna memiringkan tubuh adalah supaya cairan-cairan ini langsung keluar, tidak menetap di mulut yang malah berisiko menyumbat saluran napas dan memperparah keadaan. Jangan mudah percaya bahwa meminumkan kopi pada anak yang sedang kejang bisa langsung menghentikan kejang tersebut. “Secara medis, kopi tak berguna untuk mengatasi kejang.

Kopi justru dapat menyebabkan tersumbatnya pernapasan bila diberikan saat anak mengalami kejang, yang malah bisa menyebabkan kematian.” Segera bawa anak ke rumah sakit terdekat, jangan sampai otak kelamaan tak mendapat oksigen. “Usahakan lama kejang tak lebih dari tiga menit. Siapkan obat antikejang yang disarankan dokter bila anak memang pernah kejang atau punya riwayat kejang.” PENATALAKSANAAN Penatalaksaan kejang meliputi : 1. Penanganan saat kejang* Menghentikan kejang : Diazepam dosis awal 0,3 – 0,5 mg/kgBB/dosis IV (Suntikan Intra Vena) (perlahan-lahan) atau 0,4-0,6mg/KgBB/dosis REKTAL SUPPOSITORIA. Bila kejang belum dapat teratasi dapat diulang dengan dosis yang sama 20 menit kemudian. * Turunkan demam : Anti Piretika : Paracetamol 10 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) diberikan 3-4 kali sehari. Kompres ; suhu >39º C dengan air hangat, suhu > 38º C dengan air biasa. * Pengobatan penyebab : antibiotika diberikan sesuai indikasi dengan penyakit dasarnya. * Penanganan sportif lainnya meliputi :

Bebaskan jalan nafas, pemberian oksigen, memberikan keseimbangan air dan elektrolit, pertimbangkan keseimbangan tekanan darah. 2. Pencegahan Kejang* Pencegahan berkala (intermiten) untuk kejang demam sederhana dengan Diazepam 0,3 mg/KgBB/dosis PO (Per Oral / lewat mulut) dan anti piretika pada saat anak menderita penyakit yang disertai demam. * Pencegahan kontinu untuk kejang demam komplikata dengan Asam vaproat 15-40 mg/KgBB/dosis PO (per oral / lewat mulut) dibagi dalam 2-3 dosis.

ANAK EPILEPSI HARUS KONTROL SETIAP 3 BULAN Mereka yang berisiko menderita epilepsi adalah anak-anak yang lahir dari keluarga yang mempunyai riwayat epilepsi. Selain juga anak-anak dengan kelainan neurologis sebelum kejang pertama datang, baik dengan atau tanpa demam. Anak yang sering kejang memang berpotensi menderita epilepsi. Tapi jangan khawatir, anak yang menderita epilepsi, kecuali yang lahir dengan kelainan atau gangguan pertumbuhan, bisa tumbuh dan berkembang seperti anak-anak lainnya. Prestasi belajar mereka tidak kalah dengan anak yang normal. Jadi, kita tak perlu mengucilkan anak epilepsi karena dia bisa berkembang normal seperti anak-anak lainnya. “Yang penting, ia tertangani dengan baik. Biasanya kalau anak itu sering kejang, dokter akan memberi obat yang bisa menjaganya supaya jangan sampai kejang lagi.

Pergelangan Tangan Nyeri Karena Sindrom Terowongan Karpal

Tags

SINDROM TEROWONGAN KARPAL

Sindrom Terowongan Karpal (STK) bukanlah penyakit populer. Tapi bagi sebagian orang, terutama yang bekerja di kantor, yang setiap hari bekerja dalam posisi yang tetap, seperti menghadapi komputer, menulis ataupun yang kecanduan main game atau gadget, berpotensi terkenan STK ini.

Pada tangan bagian lengan, terdapat sebuah terowongan sempit, yang dibatasi oleh tulang karpal dan pada bagian atas tertutup oleh ligamen yang disebut ligamentum karpi transversum. Terowongan inilah yang disebut dengan terowongan karpal (Carpal Tunnel).

Pada bagian median terowongan karpal terdapat syaraf, yaitu syaraf medianus, yang mensyarafi lengan dan jari-jari tangan, baik sensorik maupun motorik. Selain itu syaraf medianus ini juga mensyarafi otot ibu jari.

Yang dimaksud dengan Sindrom Terowongan Karpal adalah adanya gangguan syaraf, berupa syaraf medianus yang tertekan yang mengakibatkan gejala kebas, mati rasa, juga kesemutan dan nyeri. Gejala ini timbul pada daerah pergelangan tangan yang meliputi jari-jari tangan dan ibu jari.

Penyebab dari sindrom terowongan karpal ini adalah pergerakan yang berulang-ulang dalam waktu lama. Gerakan berulang ini menyebabkan terjadinya penebalan pada ligamentum karpi transversum, yang kemudian menekan syaraf medianus. Penebalan ligamentum kasrpi transversum juga mengganggu aliran darah vena sehingga terjadi edema epineural. Apabila dibiarkan, dapat terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Semakin lama syaraf menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi syaraf medianus terganggu secara menyeluruh.

Selain gerakan berulang, sindrom ini juga bisa terjadi akibat getaran yang dirasakan dalam jangka waktu lama. Karena itu, orang yang bekerja dengan menggunakan tangannya terus menerus, seperti mengetik menggunakan komputer, main gadget, orang yang memasak ataupun orang yang bekerja dengan mesin bor, potensial menderita sindroma ini.

Dibanding dengan pria, wanita lebih rentan menderita sindrom ini. Dan asal tahu saja, pada saat bulan puasa, jumlah wanita penderita sindroma terowongan karpal ini meningkat. Sebabnya adalah banyak ibu-ibu yang bangun pagi dan memasak untuk makan sahur. Begitu kegiatan memasak ini dilakukan terus menerus selama sebulan dan menyebabkan gangguan syaraf di terowongan karpal.

OBAT TEPAT SINDROM TEROWONGAN KARPAL

Tidak semua sindroma terowongan karpal memerlukan interensi obat. Untuk gejala uyang ringan, cukup dengan menggunakan splint atau alat pelindung gerak. Alat ini berfungsi untuk mengurangi gerakan menekuk sehingga mencegah gejala semakin memburuk. Selain itu alat ini juga mengurangi rasa nyeri dan pegal.

Hidroterapi, berupa perendaman pergelangan tangan dan jari dalam air panas juga dapat membantu untuk meningkatkan sirkulasi darah, membuang sisa metabolisme dan mempercepat penghilangan mediator nyeri. Caranya cukup mudah, cukup rendam dalam air panas kurang lebih selama 3 menit, kemudian rendam dalam air dingin selama 30 detik. Ulangi sebanyak 5 kali.

Untuk obat, dapat diberikan obat AINS seperti meloxicam (Mexpharm, Movi-Cox, Atrilox), Ketoprofen (Kaltrofen, Profenid, Pronalges) untuk mengurangi nyeri. Selain AINS, untuk mengurangi nyeri juga digunakan kortikosteroid yang disuntikkan langsung ke dalam terowongan karpal.

Sedangkan vitamin B kompleks (Forneuro, Neurobion, Nervitone, Neurosanbe) ataupun mecobalamin (Kalmeco, Meprobal, Lapibal, Methycobal) diperlukan untuk menjaga dan mengembalikan fungsi syaraf.

Karena dalam sindrom terowongan karpal juga terjadi edema, maka diuretik, seperti furosemif, dapat diberikan untuk mengeluarkan cairan.

Apabila terapi dan obat-obat di atas tidak cukup, maka alternstif berikutnya adalah operasi yang bertujuan untuk menghilangkan jepitan pada syaraf medianus.

Tapi dari pada mengobati, lebih baik mencegah bukan? Pencegahan dapat dilakukan dengan mengistirahatkan tangan selama menulis atau mengetik setiap 15-20 menit. Peregangan juga diperlukan agar otot-otot pergelangan
tangan tidak kaku dan suplai darah lancar. Dan yang terpenting adalah duduk pada posisi yang ergonomis sehingga tekanan pada tubuh akan seimbang dan tidak menimbulkan cidera.