SINDROM TEROWONGAN KARPAL
Sindrom Terowongan Karpal (STK) bukanlah penyakit populer. Tapi bagi sebagian orang, terutama yang bekerja di kantor, yang setiap hari bekerja dalam posisi yang tetap, seperti menghadapi komputer, menulis ataupun yang kecanduan main game atau gadget, berpotensi terkenan STK ini.
Pada tangan bagian lengan, terdapat sebuah terowongan sempit, yang dibatasi oleh tulang karpal dan pada bagian atas tertutup oleh ligamen yang disebut ligamentum karpi transversum. Terowongan inilah yang disebut dengan terowongan karpal (Carpal Tunnel).
Pada bagian median terowongan karpal terdapat syaraf, yaitu syaraf medianus, yang mensyarafi lengan dan jari-jari tangan, baik sensorik maupun motorik. Selain itu syaraf medianus ini juga mensyarafi otot ibu jari.
Yang dimaksud dengan Sindrom Terowongan Karpal adalah adanya gangguan syaraf, berupa syaraf medianus yang tertekan yang mengakibatkan gejala kebas, mati rasa, juga kesemutan dan nyeri. Gejala ini timbul pada daerah pergelangan tangan yang meliputi jari-jari tangan dan ibu jari.
Penyebab dari sindrom terowongan karpal ini adalah pergerakan yang berulang-ulang dalam waktu lama. Gerakan berulang ini menyebabkan terjadinya penebalan pada ligamentum karpi transversum, yang kemudian menekan syaraf medianus. Penebalan ligamentum kasrpi transversum juga mengganggu aliran darah vena sehingga terjadi edema epineural. Apabila dibiarkan, dapat terjadi fibrosis epineural yang merusak serabut saraf. Semakin lama syaraf menjadi atrofi dan digantikan oleh jaringan ikat yang mengakibatkan fungsi syaraf medianus terganggu secara menyeluruh.
Selain gerakan berulang, sindrom ini juga bisa terjadi akibat getaran yang dirasakan dalam jangka waktu lama. Karena itu, orang yang bekerja dengan menggunakan tangannya terus menerus, seperti mengetik menggunakan komputer, main gadget, orang yang memasak ataupun orang yang bekerja dengan mesin bor, potensial menderita sindroma ini.
Dibanding dengan pria, wanita lebih rentan menderita sindrom ini. Dan asal tahu saja, pada saat bulan puasa, jumlah wanita penderita sindroma terowongan karpal ini meningkat. Sebabnya adalah banyak ibu-ibu yang bangun pagi dan memasak untuk makan sahur. Begitu kegiatan memasak ini dilakukan terus menerus selama sebulan dan menyebabkan gangguan syaraf di terowongan karpal.
OBAT TEPAT SINDROM TEROWONGAN KARPAL
Tidak semua sindroma terowongan karpal memerlukan interensi obat. Untuk gejala uyang ringan, cukup dengan menggunakan splint atau alat pelindung gerak. Alat ini berfungsi untuk mengurangi gerakan menekuk sehingga mencegah gejala semakin memburuk. Selain itu alat ini juga mengurangi rasa nyeri dan pegal.
Hidroterapi, berupa perendaman pergelangan tangan dan jari dalam air panas juga dapat membantu untuk meningkatkan sirkulasi darah, membuang sisa metabolisme dan mempercepat penghilangan mediator nyeri. Caranya cukup mudah, cukup rendam dalam air panas kurang lebih selama 3 menit, kemudian rendam dalam air dingin selama 30 detik. Ulangi sebanyak 5 kali.
Untuk obat, dapat diberikan obat AINS seperti meloxicam (Mexpharm, Movi-Cox, Atrilox), Ketoprofen (Kaltrofen, Profenid, Pronalges) untuk mengurangi nyeri. Selain AINS, untuk mengurangi nyeri juga digunakan kortikosteroid yang disuntikkan langsung ke dalam terowongan karpal.
Sedangkan vitamin B kompleks (Forneuro, Neurobion, Nervitone, Neurosanbe) ataupun mecobalamin (Kalmeco, Meprobal, Lapibal, Methycobal) diperlukan untuk menjaga dan mengembalikan fungsi syaraf.
Karena dalam sindrom terowongan karpal juga terjadi edema, maka diuretik, seperti furosemif, dapat diberikan untuk mengeluarkan cairan.
Apabila terapi dan obat-obat di atas tidak cukup, maka alternstif berikutnya adalah operasi yang bertujuan untuk menghilangkan jepitan pada syaraf medianus.
Tapi dari pada mengobati, lebih baik mencegah bukan? Pencegahan dapat dilakukan dengan mengistirahatkan tangan selama menulis atau mengetik setiap 15-20 menit. Peregangan juga diperlukan agar otot-otot pergelangan
tangan tidak kaku dan suplai darah lancar. Dan yang terpenting adalah duduk pada posisi yang ergonomis sehingga tekanan pada tubuh akan seimbang dan tidak menimbulkan cidera.