KEJAYAAN tambang batu bara telah berlalu. Sumber daya alam yang tak bisa diperbaharui ini, sempat menjadi primadona berbagai sektor usaha. Sejak akhir 2011 hingga sekarang, harga batu anjlok dan sulit naik. Akibatnya leasing mobil, variasi mobil, tempat hiburan malam, hingga rumah makan memilih berpaling dari perusahaan batu bara. Bahkan, rata-rata leasing mobil memilih tak mendanai ketika ada perusahaan baru bara mengajukan kredit. Kenapa? Nilai kredit macet sejumlah perusahaan batu bara di beberapa leasing lumayan besar.
PENYUMBANG TERBESAR
Berdasarkan data Kementerian Tenaga Kerja (Kemenaker) hingga Juli 2015 terdapat setidaknya 11.350 pekerja menjadi pengangguran. Kaltim menduduki posisi ketiga tertinggi penyumbang pengangguran baru tahun ini dengan 1.844 orang. Kaltim berada setingkat di bawah Banten dengan 2.414 orang. Sedangkan Jawa Barat yang menduduki peringkat pertama menyumbang angka pengangguran sebesar 5.801 orang. Lalu bagaimana dengan Samarinda....?
Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Samarinda menunjukkan, PHK besar-besaran berasal dari sektor pertambangan khususnya batu bara. Selama tiga tahun terakhir, yakni sejak 2013 hingga Juli 2015 tercatat 891 tenaga kerja sektor tambang diganjar PHK. Lalu, di peringkat kedua, sektor perdagangan jadi salah satu penyumbang tertinggi PHK setelah pertambangan. Tiga tahun terakhir sektor ini menyumbang 149 pengangguran baru. Disusul sektor pelayaran sebanyak 47 orang. Namun secara keseluruhan pada 2013, Disnaker Samarinda mendapati 166 kasus, jumlah tenaga kerja sebanyak 426 dari pelbagai sektor. Setahun berikutnya, mengalami peningkatan dengan laporan kasus sebanyak 184 dengan jumlah tenaga kerja 764 orang.
Disnaker Samarinda Nurlahamudin, menyebut, angka riil tenaga kerja Kota Tepian yang di-PHK tidak dapat diketahui secara pasti. Sebab, banyak perusahaan khususnya di sektor pertambangan enggan melapor kepada Disnaker ketika terjadi gelombang PHK. Hanya perusahaan tambang besar rajin melaporkan data karyawan kepada pemerintah.
“Selama tiga tahun ini perusahaan tambang skala kecil dan menengah di Samarinda banyak yang tutup. Sudah pasti jumlah karyawan yang di-PHK mencapai ribuan orang,” ucapnya ketika ditemui di ruang kerjanya.
Salah satunya, PT UCI, kontraktor batu bara di Kelurahan Bukuan, Palaran, Samarinda, perusahaan tambang besar yang selama tiga tahun terakhir paling banyak melakukan PHK. Sejak 2013, sebanyak 212 karyawan dipastikan tak lagi bekerja di perusahaan tersebut. Tak hanya itu, tak sedikit pula perusahaan tambang ditutup pemilik perusahaan karena tak mampu menggaji karyawan.